Hari ini agenda kami adalah mengunjungi kantor pos terdekat untuk belajar mengenai perangko dan cara berkirim surat. Pertama-tama Kakak sudah menyiapkan surat yang akan dia kirim beserta amplop putih panjang yang sudah dia tulis alamat serta nama penerima suratnya. Sepintas saya baca memang hanya sedikit saja isi dari tulisan yang dia tulis pada suratnya karena memang ini adalah hal baru dan juga pertama kali bagi dirinya sehingga mungkin pada awalnya dia belum mendapat gambaran apa sih surat menyurat (korespondensi) itu. Awalnya dia tertarik ingin mengirim surat adalah karena beberapa minggu yang lalu dia mendapatkan sebuah surat dari seorang anak kecil berusia 3 tahun yang meminta ingin berkorespondensi dengannya. Memang saya pernah mengisikan tentang biodata dan alamat kami pada sebuah grup homeschooling untuk bersedia berkorespondensi. Setelah menerima sebuah surat dari sahabat penanya itu tiba-tiba membuat Kakak penasaran dan ingin sekali belajar membuat surat serta ingin mengetahui bagaimana proses pengiriman surat itu. Akhirnya saya menawarkan untuk mengajaknya ke kantor pos jika memang dia ingin mengirim surat dan diapun mengangguk setuju. Tanpa pikir panjang lagi saya jadikan ini sebagai project hari ini berdua bersama Kakak.
Kali ini yang menjadi Pimpinan Project (Pimpro) adalah Kakak Tazkiya dan saya sebagai fasilitator dan bagian seksi keuangan dan transportasi. Kami akhirnya mengendarai motor berdua menuju kantor pos terdekat untuk membeli perangko serta mengirimkan surat. Kebetulan karena awal bulan situasi di kantor pos lumayan rame dikarenakan banyak orang yang akan melakukan transaksi pembayaran dan pengambilan uang. Sehingga Kakak pun harus mengantri untuk bisa membeli perangko, tidak lama sekitar 10 menit berlalu Kakak sudah dapat dilayani oleh bapak pegawai posnya untuk membeli perangko seharga Rp. 5,000,00 yang bergambar Ibu Hj. Ani Yudhoyono. Setelah mendapatkan perangko kemudian Kakak segera menghampiri sebuah meja yang disediakan untuk tulis menulis dan disanalah Kakak sibuk menempel perangko tersebut. Setelah selesai kemudian kembali mengantri untuk menyerahkan amplop yang sudah ditempeli perangko.
Belum kami meninggalkan kantor pos, Kakak sudah ribut menanyakan kapan suratnya sampai dan diterima ya, Bun? Duh, nampaknya Kakak sudah tidak sabar ingin suratnya segera sampai padahal menurut Bapak yang ada di kantor pos tadi mengestimasikan surat sampai antara 5-7 hari. Lumayan lama juga ya ternyata, mungkin karena menggunakan perangko sepertinya. Kalau saja menggunakan jasa paket pos mungkin lebih cepat sampai, namun harga ongkos kirimnya yang pastinya lumayan mahal dibanding harga perangko. Ya tidak apa-apa lama sampainya yang terpenting Kakak belajar menggunakan media komunikasi yang pernah dipakai pada masa lalu yang masih eksis digunakan hingga saat ini. Juga mengenalkan pada Kakak mengenai perangko serta alur dalam mengirimkan surat. Sungguh pelajaran yang sangat berharga bagi kami dan mungkin akan lebih bagus lagi jika kami mengunjungi kantor pos besar yang mana disana pasti banyak sekali hal yang bisa dipelajari oleh Kakak tidak hanya mengenai perangko saja tapi bisa juga belajar mengenai benda-benda pos lainnya yang tidak kalah penting dan pastinya menarik. Insya Allah ke depannya akan kami agendakan untuk mengunjungi kantor pos besar untuk menambah referensi dan wawasan mengenai benda-benda pos. Ayo, siapa yang mau ikut dengan kami? Hehehe..
#TantanganHari8
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunSayIIP

Tidak ada komentar:
Posting Komentar