Rencananya keluarga besar kami akan bertolak ke Bandung hari ini, namun Saya, Kakak, dan Engking masih harus tinggal beberapa hari lagi disini untuk mengurus toko yang ditinggalkan oleh almarhumah nenek saya. Lumayan melelahkan juga hari ini karena kami melakukan operasi bersih di toko untuk membereskan barang-barang yang sudah lama tidak terpakai namun masih tersimpan di dalam toko sehingga membuat ruangan toko terlihat sempit. Namun, ketika dari pagi hingga menjelang waktu dzuhur terlihat Kakak tertidur di pojokan kursi dalam toko. Sepertinya ia kelihatan tidak bersemangat dan kurang enak badan. Setelah saya menghampirinya dan memegang keningnya ternyata badannya hangat, sepertinya ia masuk angin karena semalam tidur langsung di bawah kipas angin. Tidak berapa lama ia pun terbangun karena mendengar suara adzan dan langsung menghampiri kami yang sedang sibuk membereskan toko dan langsung bergabung dengan kami.
Karena beberapa hari ini yang terlihat kuat adalah gaya belajar kinestetiknya, maka saya berpikir untuk melatih gaya belajar auditorinya yang cenderung lemah dengan cara memberikannya instruksi dalam pesan suara langsung. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang dahulu ke rumah sekalian menunaikan shalat dzuhur. Setelah itu saya menghampirinya dan mengobrol sebentar kemudian memintanya untuk melaksanakan apa yang saya instruksikan. Sengaja tidak saya tuliskan pesannya di atas kertas memo karena tujuan saya adalah ingin melatih kemampuan auditorinya. Pertama saat ia mendengarkan instruksi saya terlihat seperti yang mengerti, namun setelah saya beres memberikan instruksi ternyata ia meminta saya untung mengulang kembali apa yang sudah saya katakan barusan. Oke, saya ulangi lagi dengan jelas dan tidak terburu-buru. Pesan yang saya sampaikan sangat sederhana sekali karena saya hanya memintanya untuk "Kak, tolong minta uang ke Engking Rp 40,000,- buat beli gas dan minta plastik ukuran 1/2 kg". Setelah saya mengulangi hingga dua kali dan Kakak langsung pergi ke pasar ternyata belum juga 5 menit ia sudah kembali lagi untuk meminta saya mengulangi kembali instruksi yang tadi saya katakan. Saya berusaha untuk tidak buru-buru jengkel karena memang gaya belajarnya tidak dominan di auditori sehingga pastilah akan merasa kesulitan. Setelah saya mengulangi lagi instruksinya, kemudian saya bekali dia dengan contoh plastik ukuran 1/2 kg tersebut. Barulah setelah itu Kakak pergi dan beberapa menit kemudian kembali dengan membawa pesanan yang saya katakan tadi. Alhamdulillah....saya katakan terimakasih dan memeluknya karena sudah bersedia saya mintai tolong.
Dari sini saya belajar bahwa sekuat apapun tipe belajar kita, tetaplah kita harus bisa melakukan semua tipe gaya belajar. Mengapa? Karena saya sendiri pun tidak terlalu menguasai gaya belajar secara online dan membaca materi melalui sebuah media tanpa suara. Tapi karena dalam mengikuti perkuliahan di IIP ini kami para member difasilitasi oleh Bu Septi belajar dan mendapatkan ilmu salah satunya dengan cara online sehingga mau tidsak mau pun saya harus bisa beradaptasi agar bisa mengikuti perkulihan ini dengan maksimal tidak ketinggalan materi. Begitu juga dengan Kakak, walaupun gaya belajarnya dominan di kinestetik dan visual. Tetap saja gaya belajar auditorinya harus digunakan walaupun tidak menjadi gaya belajar yang sering dilakukan. Semoga dengan ini saya bisa makin mengerti dan memaklumi Kakak yang tentunya ada perbedaan sedikit dari gaya belajar saya sebagai fasilitatornya.
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar